Sunday, January 24

Wayang Suket (Grass Puppet)


Seni.. suatu hal yang bebas dan berkreasi. Tercipta dari logika, perasaan, empati, dan dinamika kehidupan.
Maka dari itu setiap segi kehidupan memiliki seninya tersendiri. Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni. Tentu saja hal ini juga didukung dari banyaknya pulau dan ciri khasnya masing-masin.

salah satu seni yang ada adalah wayang yang ada di Jawa. wayang merupakan penggambaran terhadap kehidupan yang diperagakan dengan sesuatu object dengan memakai cerita tertentu. salah satu wayang yang menarik adalah wayang Suket. Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.
Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama.

Wayang Suket menjadi sebuah ikon bagi Slamet Gundono, alumni Jurusan Seni Pedalangan, Sekolah Tinggi Seni Indonesa (STSI) Surakarta tahun 1999. Slamet yang berpenampilan nyentrik dengan tubuh subur seberat 150 kg ini, semula dikenal sebagai dalang wayang kulit. Di saat mulai laku manggung pakeliran, ia malah membelok, menekuni seni wayang suket. Awalnya ia kerap menjadi bahan olok-olok dan mengundang pendapat miring dari kalangan seniman. Tahun demi tahun, pentas wayang suketnya ternyata banyak mengundang minat. Tak Cuma keliling berbagai kota, tapi juga ditanggap ke luar negeri. Ia pun menjadi sosok seniman fenomenal. Di tangan Slamet Gundono, Wayang Suket menjadi sebuah media seni teater berbasis kesenian tradisional wayang.


Filosifi suket sebagai sesuatu yang terus tumbuh adalah spirit yang membuatnya bangga. Suket hanya butuh air dan sinar matahari. Kekuatan filosofi ini menggambarkan kekuatan ruang imajinasi dari wayang suket. Pertunjukkannya merupakan simbol grass root yang mempertanyakan tentang diri, bukan memberontak atau merusak. Konsep pertunjukannya adalah pelataran seperti lagunya, urip kuwi mung koyo bocah cilik dolanan nang pelataran.

Baginya wayang suket bukan hanya sekedar wayang dan pertunjukan, namun merupakan kehidupan itu sendiri. Seperti halnya sebuah rumput (suket) yang bisa tumbuh dimanapun dan dalam keadaan apapun, begitu juga dengan kehidupan ini. Lewat wayang suket ini Slamet Gudhono mengajarkan bahwa semangat kehidupan harus menyala dan tak pernah pantang menyerah, seperti suket yang mampu tumbuh dimanapun..

Slamet Gundono mengemas Wayang Suket secara apik dan unik sebagai kreasi baru dunia pewayangan. Cerita yang diangkatnya bukan sekedar cerita-cerita klasik yang bersumber dari kitab Mahabarata, Ramayana, kisah Panji, atau kisah Menak, tapi sudah berkolaborasi dengan sumber cerita keseharian yang lagi menjadi sorotan. Gundono menyandingkan tokoh-tokoh wayang yang biasa dikenal dengan tokoh yang dicomot dari dunia keseharian sang dalang, semuanya berbalut kritik sampai joke-joke yang membuat penonton terpingkal-pingkal.
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 comments: on "Wayang Suket (Grass Puppet)"